Desa Suruh merupakan salah satu Desa yang berada wilayah Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo yang Masyarakatnya bermata pencaharian di bidang pertanian, karyawan swasta dan berwiraswasta yang mempunyai dengan karakter masyarakat sesuai adat timur yaitu sopan , beretika dan religius. Jumlah penduduk yang terus bertambah dari tahun ke tahun sehingga merupakan daerah yang berpenduduk sangat padat dengan tingkat pendidikan yang bervariasi mulai tamat SD sampai dengan Perguruan Tinggi, Tingkat kesehatan masyarakat Desa Suruh cukup baik karena ditunjang dengan sarana dan prasarana yang cukup memadai serta kesadaran masyarakat yang cukup tinggi tentang arti kesehatan. Jarak desa 1 Km ke ibu kota Kecamatan Sukodono yang relatif dekat sehingga mempengaruhi pola dan tingkah laku masyarakat Desa. Desa Suruh terdiri dari 3 Dusun, yaitu Dusun Prumpon, Dusun Suruh, dan Dusun Lengki yang mempunyai adat dan cerita yang berbeda – beda .
Dusun Prumpon yang babat Dusun pertama kali adalah Bernama Mbah Putri Roro Kuning. Di ceritakan pada zaman dulu adalah seorang pertapa sakti dan prajurit mataram yang perang melawan pajajaran kalah sehingga menepi dan memutuskan bertapa di Goa di daerah Bulengleng Bali , di sana beliau bertemu dengan Syeh Maulana Iskak ( Adik dari Raja Bulengleng ) seorang pengembara yang ahli pengobatan sampai di suatu waktu mereka bertemu di Bulengleng saat mbah putri roro kuning bertapa dan beliau merasa terusik dengan keberadaan Syeh Maulana Iskak sehingga Mbah Putri Roro Kuning bergeser ke Jawa, saat Mbah Putri Roro Kuning sakit dan bersayembara jika yang dapat menolong akan bersedia di jadikan Istri , bertemukah kembali dengan Syah Maulana Iskak untuk memberikan pertolongan dengan syarat harus masuk Muslim terlebih dulu. Setelah itu mbah Putri Roro Kuning menetap di daerah yang di aliri sungai dan banyak ikannya yang di sebut juga Rumpon, sederhana hingga lambat laun masyarakat menyederhanakan kalimat tersebut menjadi "PRUMPON" yang sebelumnya bermula dari kalimat "RUMPON" yang artinya Rumah/Tempat Tinggal Ikan-ikan.
Dusun Suruh orang yang pertama kali membuka lahan untuk Dusun yang bernama ( Mbah Darmolaku ). Diceritakan bahwa pada zaman dahulu ada seorang pertapa yang sakti yang suka dengan tanaman-tanaman dan suatu waktu Mbah Darmolaku menemukan Tanaman yang jumlahnya sangat banyak dan berbau Harum, di sebelah selatan menemukan dedauanan yang harum, dan sebelah utara daun tersebut sama tetapi tidak seharum yang selatan, teryata daun itu Adalah daun Suruh yang sangat berkhasiat untuk kesehatan , sejak itu Dusun tersebut dinamakan Dusun Suruh.
Dusun Lengki merupakan salah satu dari tiga Dusun yang ada di Desa suruh akan tetapi letaknya yang jauh diujung desa memiliki sebuah cerita tersendiri. Sesuai yang berkembang di masyarakat Dusun Lengki dan dituturkan oleh para sesepuh dusun menyebutkan, bahwa pada masa lampau sekitar masa pemerintahan Hindia-Belanda daerah Lengki masih berupa hutan belantara serta rawa-rawa yang masih belum ada penghuninya. Saat itu seseorang yang berkelana bernama Baropati atau Wiropati melewati daerah tersebut dan hanya menjumpai hutan yang di dalamnya dijumpai sebuah teleng dalam bahasa Indonesia ialah kolam atau rawa yang tidak terurus. Hingga akhirnya Mbah Baropati memutuskan untuk menetap dan membuka daerah tersebut menjadi sebuah permukiman. Sesuai keadaan wilayah yang berwujud kolam rawa/teleng, daerah tersebut diberi nama"Teleng" sehingga dalam bahasa jawa diucapkan kalimat "iki teleng" (ini merupakan daerah telang). Akan tetapi dalam pengucapannya yang terlalu panjang untuk menyederhanakan ucapan biasanya masyarakat Jawa memilih untuk menyingkat kalimat agar sederhana hingga lambat laun masyarakat menyederhanakan kalimat tersebut menjadi "Lengki" yang sebelumnya bermula dari kalimat "iki Teleng".50 Sampai saat ini masyarakat Dusun lengki tidak mengetahui silsilah dari keluarga Mbah Baropati secara lengkap, tetapi ada yang beranggapan beliau termasuk pengelana dari kerajaan Majapahit yang mengasingkan diri. Masyarakat juga tetap percaya dan menghormati segala jasa Mbah Baropati yang telah mbabat alas (membuka suatu daerah) menjadi sebuah permukiman yaitu Dusun Lengki.Untuk menghormati jasa-jasa beliau sebagian masyarakat melakukan syukuran yang berada di makam beliau yakni pada saat sebelum bulan Ramadhan dan ketika sebagian masyarakat ada yang memiliki hajatan seperti pernikahan, sunatan dan hajatan yang lainya.Tidak jarang masyarakat juga nyekar dan berdoa dimakam beliau sebagai wujud syukur dan menghormati leluhur untuk menghargai segala jasa yang telah beliau berikan sebelumnya. 50 Hasil wawancara dari sesepuh dusun Lengki : Bapak Kasun Lengki.